Gold Hold [Prolog]



         


Tidak ada suami yang berharap kehilangan istri yang sangat disanyanginya. Apalagi, saat buah hatinya masih tabu soal dunia dan membutuhkan dekapan hangat seorang ibu dengan rajutan kasih dan sayang setiap harinya. Begitupun dengan William. Tidak pernah disangkanya dia bisa menikahi Deana, kekasihnya selama tiga tahun dan dalam kondisi hamil. Hamil. Coba kalian ulangi sekali lagi.
            Apakah kalian bertanya mengapa?
            Apa aku harus menjawabnya?
            Baiklah, kalau kalian memaksa.
MBA atau married by Accident. Begitulah akhirnya William menikahi Deana yang sedang hamil. Kalian harus tahu bagaimana kejadian Di Villa milik keluarga Ardiwilaga saat itu, Dimana William benar-benar menganggap Deana sebagai hak miliknya. Sebagai apa yang diciptakan Tuhan hanya untuknya, sebagai apa yang menjadi heroin baginya. Sebagai apa yang harus dikecapnya dan sebagai apa yang sangat dicintainya.
            Kalian jangan memintaku menjelaskan apa yang mereka lakukan di sana. Kalian pikir apa yang mereka lakukan ketika pulang membawa mahluk Tuhan baru dalam rahim?
            Kita tidak sedang membicarakan kesucian. Dan jangan menyalahkan keduanya, tolong.
            Beberapa minggu setelahnya Deana menampakan diri dengan wajah sendu dan bercucuran air mata. Dia ingat bagaimana Deana menangis dan menjerit di dalam mobil. Memukul-mukul perutnya sendiri dengan beringas.
            Kalian salah! Tidak ada aborsi!
            Tapi tetap ada yang hilang.
            Aku tidak tahu bagaimana Akhirnya Deana meninggal setelah melahirkan sepasang bayi kembar yang dikandungnya selama Sembilan bulan itu ke bumi Tuhan. Tapi keluarga Ardiwilaga menerima Deana dengan baik setelah pernikahannya dengan William. Padahal saat itu langit Jakarta sangat cerah, entah menyambut sepasang bayi kembar di keluarga besar Ardiwilaga atau menjemput jiwa yang tak lagi tersambung raga untuk pulang menghadap Tuhan di surga.
            Tidak akan ada cerita tentang masa lalu. Coba kalian lihat masa depan yang menimpa William tanpa Deana. Coba kalian lihat betapa masa lalu bukanlah agenda.


This entry was posted on Kamis, 25 Juli 2013 and is filed under ,. You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0. You can leave a response.

Leave a Reply